Kamis, 26 Juli 2012

karya ilmiah budidaya jamur tiram


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang Masalah
Di zaman yang serba sulit ini, kita dituntut untuk bisa menangani segala sesuatu seefesien mungkin. Memiliki usaha sendiri merupakan salah satu metabolisme solusi yang dapat dijadikan pilihan. Bagi ibu rumah yangga misalnya,dengan memiliki usaha mandiri diluar tugas utamanya mengurus keluarga, sealin,bisa memanfaatkan waktu luang, juga dapat membantu suami dalam mengisi pundi-pundi keuangan keluarga. Namun, dalam membuka suatu usaha, seseorang harus dapat melihat peluang pasar dengan jeli, yakni dengan perhitungan mengenai fleksibilitas usaha yang ingin digeluti.
Usaha jamur tiram, dalam hal ini jamur tiram putih, merupakan salah satu kegiatan usaha yang bisa dijadikan pilihan dan dikembangkan dalam skala rumah tangga. Menurut Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia (MAJI), dari berbagai jenis jamur konsumsi, jamur tiram paling banyak diminati konsumen. Jamur tiram mendominasi 55-60% total produksi jamur nasional. Usaha ini juga dapat dijadikan sebagai pekerjaan sampingan karena dalam budi daya jamur tiram, pemeliharan bibit tidak banyak menyita waktu. Hanya saja, diperlukan ketelitian, kebersiahan, dan keuletan selain itu, usaha ini dapat dijalankan secara individu maupun secara kelompok.

B.   Rumusan Masalah
Agar dalam pembahasan lebih terarah pada bahasan, penulis membatasi masalah sebagai  berikut:
1.     Apakah dengan budidaya jamur tiram akan mengatasi keuangan dalam keluarga?
2.     Bagaimana cara menganalisis pasar jamur tiram?

C.   Batasan Masalah
Sesuai dengan judul “UPAYA MENGATASI MASALAH KEUANGAN KELUARGA DENGAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM”, maka penulis membatasi permasalahan hanya pada jamur tiram.
D.   Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan laporan iniadalah:
1.    untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam menyelesaikan bidang studi IPA
2.    untuk mengetahui manfaat jamur tiram
3.    mengetahui bagaimana cara membudidayakan jamur tiram.

E.   Metode Penelitian
Metode literature yaitu penulis mengambil data dari berbagai buku dan internet mengenai jamur tiram.
F.    Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembuatan karya ilmiah ini, penulis mengambil tiga bab sesuai teknik penulisan :
      BAB I: PENDAHULUAN
                 Pada bab ini dikemukakan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
    
BAB II: PEMBAHASAN
                 Pada bab ini di uraikan tentang mengenal jamur tiram, persiapan usaha budidaya jamur tiram, analisis usaha dan aneka olahan jamur tiram
BAB III: PENUTUP
                 Pada bab ini diuraikan kesimpulan dan saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN












BAB II
PEMBAHASAN
A.   Mengenal jamur tiram
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan etab-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom
                                                                    Jamur tiram      
Jamur tiram

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
P. ostreatus
Jamur tiram di permukaan batang kayu
a.    Karakteristik
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang etabo licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat. Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai etabo sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.
b.    Siklus hidup
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak pada kantung basidium. Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid. Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk hifa dikaryotik. Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 10-20 °C, kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka tubuh buah akan terbentuk. Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya kariogami dan meiosis pada basidium. Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora pada basidium. Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang jumlahnya banyak (etabol). Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion. Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil pembentukan dari dua etabol yang dibatasi oleh septum (satu septum satu etabol). Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion). Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan meiosis hingga membentuk bakal jamur. Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali menjadi bibit induk.
c.    Syarat pertumbuhan
Dalam menggunakan media pertumbuhan, jerami yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis jerami yang keras sebab jerami yang keras banyak mengandung selulosa yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu jerami yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jerami sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu jerami yang digunakan tidlak busuk dan tidak ditumbuhi jamur jenis lain. Media yang terbuat dari campuran bahan-bahan tersebut perlu diatur kadar airnya. Kadar air diatur 60 – 65 % dengan menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dengan baik.
Habitat alami jamur tiram
Secara alami, jamur tiram Pleurotus ditemukan di hutan dibawah pohon berdaun lebar atau di bawah tanaman berkayu. Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya matahari berlimpah. Pertumbuhan misellium akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan gelap/tanpa sinar. Pada masa pertumbuhan misellium, jamur tiram sebaiknya ditempatkan dalam ruangan yang gelap, tetapi pada masa pertumbuhan badan buah memerlukan adanya rangsangan sinar. Pada tempat yang sama sekali tidak ada cahaya badan buah tidak dapat tumbuh, oleh karena itu pada masa terbentuknya badan buah pada permukaan media harus mulai mendapat sinar dengan intensitas penyinaran 60 – 70 %.Pada budidaya jamur tiram suhu udara memegang peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22 – 28 OC dengan kelembaban 60 – 70 % dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16 – 22 OC. Tingkat keasaman media juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jamur tiram. Apabila Ph terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur akan terhambat. Bahkan mungkin akan tumbuh jamur lain yang akan mergganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman Ph media perlu diatur antara Ph 6 – 7 dengan menggunakan kapur (Calsium carbonat). Kondisi di atas lebih mudah dicapai di daerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur di dataran rendah tidaklah mustahil asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan jamur.
d.    Kandungan gizi
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium, karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu sekitar 10,5-30,4%. Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah 367 kalori, 10,5-30,4 persen protein, 56,6 persen karbohidrat, 1,7-2,2 persen lemak, 0.20 mg thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet. Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya 10,5-30,4%. Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. 72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun gangguan etabolism lipid lainnya. 28% asam lemak jenuh serta adanya semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak. Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D. vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol), dalam jamur tiram cukup tinggi. Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan Magnesium. Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb. Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar K mencapai 45%. Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.
B.   Persiapan budidaya jamur tiram
Jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan orang. Media tanam atau substratnya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur dengan bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu.
Adapun proses budidaya jamur tiram putih adalah sebagai berikut :
a.    Bahan dan Alat
Bahan
Bahan media tanam untuk jamur tiram putih adalah gergajian kayu (serbuk) dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :
a) Serbuk Gergaji (100 kg)
b) Bekatul atau dedak halus (10-15 kg)
c) Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) (0,5 kg)
d) Gips (CaSO4) (0,5 kg)
e) Pupuk TSP (0,5 kg)
f) Bibit (25 kantong)
g) Air secukupnya
Disamping itu perlu disiapkan bahan-bahan yaitu kantong plastok tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x 30 cm), karet pengikat, potongan kertas koran, potongan pipa pralon (diameter 1” dan lebar 1 cm).
Alat
ü  Alat pencampur seperti sekop dan cangkul
ü  Alat sterilisasi berupa : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas (kompor minyak/ briket batu bara).

b.     Proses pengomposan
Sebelum ditanam bibit, bahab-bahan media tanam tersebut di komposkan terlebih dahulu selama 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
1.    Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1 malam.
2.    Tiriskan  (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
3.    Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.
4.     Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5 hari, maka proses pengomposan telah selesai.

c.     Proses Pembungkusan
Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.
Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

d.    Proses Sterilisari
Siapkan alat drum perebus beserta perlengkapannya. Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagian drum. Sumber panas dinyalakan, sambil media tanam dimasukkan ke dalam platik besar tahan panas yang menjulur ke atas drum. Proses sterilisasi dengan uap ini dilakukan selama 6 – 8 jam pada suhu 90 – 95E C.

e.    Teknik Penanaman Bibit ( Inokulasi )
Setelah proses sterilisasi selesai, polibek dari drum diambil keluar dan dibiarkan dingin. Bila telah dingin, proses inokulasi dapat dilakukan yaitu dengan cara memasukkan bibit dibagian atas, usahakan merata dibagian atas permukaan media dalam polibek. Untuk mengikatkan plastik agar kuat, ujung  polibek dimasukan potongan pralon (cincin), kemudian ditutup dengan potongan kertas koran dan diikat dengan karet gelang. Saat inokulasi sebaiknya jangan sampai melebihi dari 24 jam setelah proses sterlisasi.

f.     Pemeliharaan dan Inkubasi
Polibek yang telah di inokulasi ditempatkan pada rak-rak yang telah disediakan. Rak-rak ini sebaiknya ditempatkan dalam suatu ruangan agar suhu dan kelembabannya tidak terpengaruh oleh udara luar. Suhu dan kelembabannya diusahakan stabil sesuai dengan kondisi yang diinginkan bagi pertumbuhan jamur yaitu 24 – 28E C dan kelembaban udara 80 – 90 %. Polibek tersebut dibiarkan selama 6 – 8 minggu sampai miselium tumbuh memenuhi kantong palstik sehingga warnanya putih padat.

g.    Pembukaan Polibek
Setelah polibek berwarna putik kompak (umur 6 – 8 minggu), maka polibek dapat dibuka dengan melepas karet dan cincin pralon. Kemudian plastik yang terbuka disibakkan keluar agar permukaan media tumbuh jamur mendapatkan udara sebanyak-banyaknya.


h.     Pemanenan Jamur
Setelah 1 minggu dari pembukaan, jamur biasanya akan terbentuk tubuh / rumpun jamur dan sudah ada yang siap dipanen. Umur jamur dari ”singit”/ bakal jamur sampai panen sekitar 3 hari.

i.      Perawatan Media Polibek
Setiap polibek yang telah ditumbuhi miselium dapat tumbuh jamur berkali-kali, sampai 4 – 6 kali panen. Pemanenan ini dapat berlangsung selama 2 – 3 bulan dengan hasil total 75% dari berat serbuk gergaji kering untuk substratnya. Agar media tumbuh jamur berkali-kali maka perlu pemeliharaan. Adapun pemeliharaannya adalah sebagai berikut :
1.    Media polibek yang telah tumbuh jamur sekali, permukaan bekas tumbuh jamur dikeruk atau dipotong 0,5 – 1 cm. Kemudian disuntikkan kedalamnya larutan vitamin B kompleks sekitar 30 cc (2 butir Vit. B komplek dilarutkan dalam 1,5 liter air bersih).
2.    Setiap pagi dan sore permukaan media polibek disemprot dengan air bersih, Jangan sampai terlihat kering permukaannya.
3.     Untuk media polibek yang telah tumbuh jamur kedua, ketiga dan seterusnya diperlakukan sama dengan point 1 dan 2,  hanya   saja jumlah vitamin B kompleks yang disuntikkan semakin berkurang sebanding dengan berkurangnya media yang dipotong / dibuang.

j.      Pemberatantasan Penyakit
Apabila proses sterilisasi berjalan dengan sempurna dan peralatan yang dipakai bersih dan steril, maka tidak ada kontaminasipada subsratnya. Apabila ada polibek terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak menular dan menyebabkan turunnya produksi.

C.   Analisis usaha
Kelayakan suatu kegiatan usaha atau budidaya dapat dilihat dari perhitungan analisis usahanya. Analisis tersebut bukan hanya sebatas perhitungan jumlah untung atau rugi yang diperoleh, tetapi juga mencakup berbagai aspek yang menunjang kelancaran usaha atau budidaya.
Berikut analisis usaha pada usaha jamur tiram skala rumah tangga, yakni dengan asumsi bahwa usaha yang dilakukan memiliki 6.000 baglog.
1.    Analisa Biaya yang diperlukan untuk membuat 6.000 baglog jamur adalah:
G. Modal Tetap
No.
Uraian
Harga
1
Peralatan*
 Rp  1.000.000,-
Total Modal Tetap
   Rp 1.000.000,-
*     Cangkul, ember, sekop, sprayer, alat steam, dll.
b.  Biaya Penyusutan
nilai ekonomis peralatan adalah 2 tahun
Rp 1.000.000,- : 24 Bulan = Rp 41.666,67 = Rp 41.700,-
c.   Modal Kerja
No.
Modal Kerja
Harga x Jumlah Unit
Harga
1
Polibag                                                                   

    Rp   2.000.000,-
2
Tenaga kerja             
Rp 1.000.000,- x 2 Bulan
    Rp   2.000.000,-
3
Rumah Jamur              
Rp 5.000.000,- x 2 rumah
  Rp  10.000.000,-
4
Media Tanam*  

    Rp   2.000.000,-
Total Modal
 Rp 16.000.000,-
Ket:
·         Campuran serbuk kayu, bekatul, tepung jagung dan kapur.

**    Umur ekonomis polibag & media tanam adalah enam bulan;
        Sehingga Penyusutan perbulan adalah;
        = (Rp Rp   2.000.000,- + Rp   2.000.000,-) : 6
        = Rp 666.666,67
        = Rp 666.700,- perbulan

***  Utilitas: Listrik + Transportasi + Air = Rp 250.000,-
d.  Total Modal
= Modal Tetap + Modal Kerja + Utilitas
 = Rp 1.000.000,- + Rp 16.000.000,- + Rp 250.000,-
           = Rp 17.250.000,-
e.    Pendapatan Kotor
Setelah jamur tumbuh, pemanenan dapat dilakukan setiap hari pada log yang berbeda. Setiap kali panen dapat menghasilkan 6-8 kg/panen dengan harga Rp 20.000/kg. sehingga pendapatan rata-rata perbulan adalah:
-          6 Kg x Rp 20.000,- x 30 Hari = Rp 3.600.000,-
f.     Biaya Produksi = Biaya penyusutan + modal kerja + Utilitas + Beban Gaji
                          = Rp 41.700,- + Rp 666.700,- + Rp 250.000,- + Rp 1.000.000,-
                          = Rp 1.958.400
g.    Pendapatan Bersih = Pendapatan Kotor – Biaya Produksi
                                 = Rp 3.600.000 – Rp 1.958.400
                                 = Rp 1.641.600,- per bulan
D.   ANEKA OLAHAN JAMUR TIRAM
Selain dalam bentuk segar, saat  ini telah banyak orang yang menggeluti usaha jamur tiram dalam bentuk olahan. Diversifikasi produk olahan memiliki prospek pasar yang cukup bagus karena bisa meningkatkan nilai jamur tiram.
Berikut beberapa inovasi resep olahan jamur tiram berbahan dasar jamur tiram putih (semua takaran dalam resep di bawah ini tergantung selera atau secukupnya).
PEMBUATAN PERMEN JELI JAMUR TIRAM
Bahan dan alat:
1. Jamur Tiram 50 g
2. Gula pasir 100 g
3. Gelatin 20 g
4. Air 100 g
Alat:
1. Panci
2. Kompor
3. Pengaduk
4. Loyang
5. Pisau
Cara membuat:
1. Rebus jamur tiram hingga masak kemudian blender dengan air secukupnya.
2. Masukkan gula pada panci sebanyak 100 gram (1 ons) dan tambahkan jus jamur (blenderan jamur sebanyak 100 ml.
3. Rebus dalampanci hingga mendidih dan air mulai berkurang (agak kental)
4. tambahkan gelatin yang sudah dilarutkan dalam air.
5. Aduk terus hingga kental (cairan jika diangkat dengan pengadung hanya menetes pelan.
6. angkat dari kompor setelah agak dingin tuangkan ke dalam loyang.
7. biarkan selama semalam
8. potong sesuai ukuran yang dikehendaki kemudian lepaskan dari loyang.
9. jika diinginkan permen dapat ditaburi dengan gula halus.
10. permen siap dikemas. 
PEMBUATAN KERUPUK JAMUR
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah:
1. Jamur Tiram (1/2 kg),
2. tepung tapioka (1/2 kg),
3. telur bebek (2 butir),
4. gula secukupnya,
5. garam secukupnya,
6. minyak goreng secukupnya,
7. air (100 cc),
8. tali/benang, dan plastik.
Peralatan yang digunakan adalah:
1. kompor,
2. dandang,
3. baskom plastik,
4. talenan,
5. pisau,
6. cobek/penumbuk dan sealer.
Proses Pembuatan
Tahapan dalam pembuatan kerupuk Jamur adalah sebagai berikut:
1. Jamur dicuci hingga bersih
2. kukus atau rebus hingga matang
3. haluskan dengan gilingan daging atau ditumbuk
4. campur tepung tapioka dengan air sedikit demi sedikit, kemudian masukkan jamur yang telah dihaluskan, telur bebek, gula dan garam, aduk dan uleni hingga kalis
5. masukkan adonan ke dalam plastik atau daun dengan diameter ± 5 cm, dan ikat dengan tali/benang.
6. kukus adonan hingga matang, angkat dan dinginkan
7. iris tipis dan jemur hingga kering dengan menggunakan sinar matahari/mesin pengering.
8. kerupuk jamur kering siap dikemas dan dijual mentah. Atau digoreng dan dikemas kemudian dijual dalam bentuk matang.
PEMBUATAN ABON JAMUR TIRAM
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah :
1. Jamur Tiram (5 kg) ,
2. Kelapa tua berukuran sedang (7 butir ),
3. gula merah (2 ons ),
4. bawang merah (2 ons ),
5. bawang putih (1 ons),
6. cabe merah (½ ons ),
7. ketumbar (40 gram), dan
8. minyak goreng secukupnya.
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan abon cukup sederhana, yakni:
1. kompor,
2. panci email,
3. wajan penggoreng,
4. alat pengepres,
5. timbangan,
6. cobek atau blender,
7. parutan,
8. talenan,
9. nyiru,
10. baskom,
11. pisau,
12. pengaduk, dan
13. alat penutup kantung plastik.
Proses Pembuatan
Tahapan dalam pembuatan abon ikan adalah sebagai berikut:
1. Jamur tiram direbus selama 10 menit.
2. dinginkan dan potongtipis-tipis mengikuti alut lamela atau suwiri dengan tangan.
3. bumbu dihaluskan dan ditumis hingga wangi, kemudian masukkan jamur tiram yang telah disuwiri, dan tambahkan santan kental
4. goreng campuran bahan tersebut hingga berwarna coklat tua
5. tiriskan, dan dipres untuk mengeluarkan minyaknya lalu didinginkan
6. abon siap dikemas
Jamur Tiram Dicuci, Direbus ,Didinginkan, Disuwir,i Jamur yang telah disuwiri
Bawang merah 2 ons
Bawang putih 1 ons
Gula merah 2 ons
Cabe merah ½ ons
Ketumbar 40 gram
Dihaluskan ,Ditumis hingga harum, Digoreng hingga berwarna coklat tua Ditiriskan Dipress Minyak goreng
Didinginkan
Dikemas
Abon Jamur
Pepes Jamur Tiram
ANDA penggemar menu pepesan, saatnya memcoba pepes jamur tiram. Rasanya gurih dan nikmat.
Bahan-bahan:
- 100 gram jamur tiram
- Daun pisang secukupnya
- 1 buah jeruk limau, diperas, diambil airnya
Bumbu-bumbu:
- 5 gram bawang putih
- 5 gram bawang merah
- 10 gram kunyit
- 5 gram jahe
- 5 gram cabai rawit
- 5 gram Cabai merah
- 5 gram kemiri
- 1/2 sendok teh garam
Cara membuat:
- Cuci jamur hingga bersih, lalu potong tipis memanjang, sisihkan.
- Haluskan semua bumbu menggunakan blender.
- Campurkan jamur dan bumbu, lalu tambahkan air jeruk limau, aduk rata, lalu bungkus dgn daun pisang.
- Kukus pepes jamur selama 30 menit, angkat, sajikan. [L1]
BAKWAN JAMUR TIRAM PEDAS


Bahan :
100 grm jamur tiram, iris tipis
100 grm tepung terigu
2 btg daun bawang iris tipis
1 bh wortel, iris tipis
Air secukupnya
Minyak untuk menggoreng
Bumbu halus :
2 siung bawang putih
1/2 sdt merica bubuk
3 bh cabe merah dan rawit
1 sdt garam
Gula secukupnya jika suka
Cara membuat :
Campurkan semua bahan kecuali minyak goreng dalam sebuah baskom
Aduk rata dan panaskan minyak goreng
Ambil 2 sdm adonan lalu goreng dalam minyak sampai kuning keemasan dan matang
Sajikan hangat.











BAB III
PENUTUP
A.   Simpulan dan Saran – saran
simpulan
Budidaya jamur tiram putih tidaklah sulit dan tidak diperlukan keahlian khusus. Modal usahanya pun tidaklah besar. Agrobisnis di masa sekarang dan akan datang sangatlah prospektus.
Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :
1.    Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan lingkungan kita bersih, indah dan sehat.
2.    Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas
3.     Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat menambah pendapatan keluarga.
4.    Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan, makanan ikan dan untuk memelihara cacing.
Usaha budidaya dan pengolahan jamur tiram termasuk usaha yang cukup fleksibel dan tidak menyita waktu. Oleh kerana itu, sangat cocok bila di jalankan oleh ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu senggang di luar pekerjaan utamanya mengurus keluarga. Di harapkan dengan menjadi pengusaha budidaya jamur tiram dan pengolahannya, selain sebagai sarana aktulisasidiri dan mendapatkan keuntungan financial pribadi, juga bisa menjadi oase baru di tengah-tengah masyarakat yang haus akan lapangan pekerjaan. 
Saran – saran :
1.    Peralatan yang dipakai pada saat penanaman bibit (inokulasi) harus bersih dan steril. Peralatan agar steril, dipanaskan / dicelup dengan air mendidih kemudian diolesi dengan alkohol 70 %. Sterilisasi peralatan harus dijaga selama inokulasi agar media polibek tidak terkontaminasi.
2.    Penamanan bibit jamur diusahakan ditempat tertutup dan steril.
3.    Pada saat mencampur bahan-bahan media tanam sebaiknya memakai masker agar uap hasil reaksi bahan-bahan tersebut tidak terhirup masuk ke dalam paru-paru.













DAFTAR PUSTAKA
1.   Chazali Syammafuz dan Pratiwi Putri Sekar  2009. “Usaha Jamur Tiram”, Bogor: penebar swadaya.
2.   Djarijah,M.N dan A.S.Djarjiah,2001. ”Budidaya Jamur Tiram”, Yogyakarta: kanisius
3.   Istuti, W. dan S. Nurbana,2006. ”Budidaya Jamur Tiram”, Jawa Tengah: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
4.   http://www.google.com, diakses tanggal 25 februari 2011
5.   http://www.wikipedia.com, diakses tanggal 25 februari 2011
6.   Sukimin, 2009 .”Jamur Tiram Berkhasiat Obat”http://budidayajamurtiram.blogspot.com.